Cuaca Kota Pekanbaru tampak sejuk dan berawan pagi ini. Suasana seperti ini sangat ampuh membuat manusia bertahan dalam selimut dan berbaring diatas dakron persegi panjang nan empuk. Di ujung kota sana seorang gadis berusia 19 tahun tampak suntuk dan tidak bersemangat. Dia adalah Suci Luhan mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi yang akrab dipanggil Luhan oleh teman - temannya. Entah apa yang sedang difikirkannya, keningnya tampak berkerut dan tidak ada tanda - tanda senyum dibibirnya. Dia seperti sedang memikul banyak beban namun tidak tahu harus berbagi dengan siapa.
Matahari mulai menampakkan wujudnya, sedikit demi sedikit cuaca panas mulai terasa, namun gadis itu masih tampak berbaring dan sibuk dengan smartphone yang digenggamnya. Tidak satupun aktifitas yang dilakukan terkecuali memandangi layar smartphone miliknya. Ketika cuaca yang semakin panas menusuk celah - celah jendela kamarnya, barulah ia mulai beranjak dari tempat tidurnya.
Tangannya membuka engsel pintu kamar yang terbuat dari besi. Ketika pintu kamar terbuka, Ia mengerutkan mata karna tidak tahan melihat cahaya matahari yang sudah menerangi sudut - sudut kota. Lalu Dia kembali menutup pintu kamar dan kembali memandangi layar smartphonenya. Tiba - tiba Ia kaget dan tanpa sengaja menjatuhkan smartphone tipis berwarna putih yang digenggamnya itu. Jam menunjukkan pukul 11.00 WIB, Dia lupa hari ini ada jadwal kuliah pukul 10.40 WIB tanpa berfikir panjang Ia menarik handuk yang tergantung di belakang pintu dan langsung berlari menuju kamar mandi. Setelah semuanya sudah beres Da langsung memacu gas motornya menuju kampus yang berada tidak jauh dari kos - kosan.
Sesampai di kampus Dia harus menaiki 48 anak tangga terlebih dahulu, karena hari itu Dia belajar di lantai tiga. Ketika memasuki ruang kelas, Dia hanya melihat beberapa orang teman nya yang duduk sambil bercerita dan tertawa kecil. Dia sangat heran melihat suasana kelas yang begitu sepi, lalu Dia bertanya ke salah seorang temannya dan mendapatkan jawaban yang sangat menambah buruk suasana hatinya. “Dosen Tidak Datang” ujar salah seorang teman. Karna susasana hati yang tampak kecewa dia langsung pulang tanpa ikut berkumpul dengan teman - temannya.
Ruangan persegi yang cukup besar itu tampak redup. Di dalamnya, gadis itu tampak nyaman dan terus sibuk memencet tombol - tombol keyboard pada laptop. Pencahayaan ruangan yang hanya memanfaatkan pantulan cahaya laptop tak menyurutkan keinginannya untuk terus mengetik dan menuangan isi fikirannya. Tampak sunyi dan suram namun Dia lebih nyaman dengan suasana itu. Sesekali hewan kecil penghisap darah yang kerap dipanggil nyamuk itu melintasi layar laptop yang bercahaya sangat terang.
Sunyi, suram dan gelap. Dia masih membiarkan jemarinya menari - nari di atas keyboard laptop nya. Selang waktu beberapa menit tiba - tiba Dia berhenti mengetik dan menatap tajam ke arah layar laptop. Dia menangis pelan, air mata yang tertahan menetes perlahan melintasi pipi hingga jatuh membasahi keyboard. Entah apa yang Ia tulis di layar laptop itu, semakin lama isak tangis yang tertahan itu semakin menjadi. Air mata nya menmbanjiri kelopak matanya. Seluruh wajahnya basah dan memerah, tangis yang tertahan itu tampak menyakitkan.
Ia sempat berkata, “Apa salah Aku?” sesekali dengan bibir bergetar dan dengan suara yang serak dan pelan Ia mengulangi kalimat itu. Sepertinya dia telah menerima tuduhan atas sebuah masalah yang besar namun bukan dia yang melakukannya. Tapi kenapa dia harus menangis? Kenapa dia harus selemah itu? Gadis itu mulai sedikit tenang dan menghentikan tangisannya. Ia kembali mengetik sesuatu di layar laptop nya.
Sahabat...
Dia bukan orang yang ingin berbagi kebahagiaan
Dia bukan orang yang ingin berbagi tawa
Dia bukan orang yang menasehatiku dikala bersama
Dia bukan orang yang memutar balikan fakta
Tapi...
Dia adalah orang yang ingin membuatku bahagia
Dia adalah orang yang membuatku tertawa
Dia adalah penasehat disaat aku sendiri
Dia adalah cinta yang akan meluruskan jalanku yang salah
Dan dia adalah orang yang berkata jujur meski itu menyakitkan
Tanpa sadar Dia tertidur dan melupakan sejenak masalah yang Ia hadapi.